Palu (5/7) – Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah terus memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana melalui pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB), sebuah inisiatif berbasis komunitas untuk penanggulangan bencana secara mandiri dan berkelanjutan.
Kegiatan Penguatan dan Peningkatan Kapasitas Pengurus KSB digelar selama dua hari, pada Kamis–Jumat, 3–4 Juli 2025, bertempat di Desa Sibalaya Barat, Kecamatan Tanambulava, Kabupaten Sigi. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Dra. Sitti Hasbia N.Z., M.Si, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dr. Abdul Gafar Mallo, M.HI, serta Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sulteng Apt. Burhan Tahir, MM.
Dalam arahannya, Kadis Sosial menegaskan bahwa Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan program unggulan Kementerian Sosial RI yang berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana di wilayah masing-masing. Berdasarkan Permensos Nomor 128 Tahun 2011, KSB dibentuk untuk membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dari perencanaan hingga penanganan bencana secara mandiri, dengan fokus pada klaster Perlindungan dan Pengungsian.



“Dengan semangat BERANI SEJAHTERA, BERANI MITIGASI, dan BERANI MILITANSI BENCANA, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Sosial berani membentuk jejaring masyarakat terlatih dan siap siaga melalui KSB,” ujar Dra. Sitti Hasbia. Ia menambahkan bahwa masyarakat yang tidak disiapkan secara dini sangat berisiko menjadi korban langsung bencana, baik dari segi kerugian materi, kerusakan lingkungan, hingga korban jiwa.
KSB tidak hanya menjadi sistem kesiapsiagaan bencana, tetapi juga memiliki fungsi ganda sebagai model pembangunan sosial berbasis komunitas. Dalam jangka panjang, program ini diharapkan mampu membentuk masyarakat yang tangguh, mandiri, serta aktif berpartisipasi dalam pembangunan daerah, khususnya di wilayah-wilayah rawan bencana.
Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah akan terus memperluas cakupan dan jejaring KSB sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana berbasis komunitas yang inklusif dan berkelanjutan.


